Polusi tak Bersolusi

 Polusi tak Bersolusi

Oleh

Nasrawati (Pegiat Literasi)


Berbicara mengenai polusi berarti masalah pencemaran. Hal ini tidak lagi menjadi asing ditelinga masyarakat apalagi telah berdampak bagi kesehatan, salah satunya adalah polusi udara. Udara yang seharusnya dihirup dengan udara bebas yang segar namun, karena sudah tercampur dengan polusi mengakibatkan banyak dampak. 


Seperti kita ketahui bahwa polusi udara adalah pencemaran yang tercipta  di udara disebabkan akibat masuknya bahan pencemar yang abnormal. Abnormal bilamana ada beberapa polutan yang meliputi zat-zat bercampur dengan udara diantaranya, karbon monoksida, sulfur oksida, nitrogen oksida, karbon dioksida, hidrokarbon. Hal tersebut biasanya berasal dari pembakaran yang tidak kita sadari yang mungkin awalnya menganggap itu tidak akan tercemar padahal mengakibatkan dampak buruk. Pembakaran tersebut misalnya pembakaran sampah, pembakaran pada kegiatan rumah tangga, kendaraan bermotor bahkan kegiatan industri. 


Dilansir dari Tempo.Co.Id (6/9/2024), perubahan iklim dan pencemaran udara menyebabkan lebih dari 12,6 juta kematian pertahun. Jumlah korban jiwa ini belum pernah terjadi sebelumnya. Perserikatan bangsa-bangsa menyebabkan polusi udara sebagai pembunuh diam diam. Diperkirakan 7 juta orang meninggal akibat penyakit yang dikaitkan dengan polusi udara. 


Kerugian yang ditimbulkan oleh polusi udara sangat besar. Data dari BPJS kesehatan menunjukan bahwa antara 2018 hingga 2022, penyakit pernafasan yang disebabkan oleh polusi udara telah menghabiskan biaya sebesar Rp 18 triliun. Hal itu menjadi bukti bahwa polusi udara tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat, tetapi juga menambah ekonomi yang signifikan. 


DKI Jakarta menempati posisi kelima sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Berdasarkan data IQAir per senin 5 juni 2023, Jakarta berada dibawah kota Dubai, Doha, Riyadh dan Dhaka sebagai kota dengan kualitas udara tidak sehat. Sumber pencemaran berasal dari transportasi atau emisi kendaraan bermotor. 


Polusi udara di Jakarta bisa menyebabkan gangguan kesehatan mental, termasuk depresi. udara kotor memicu kabut otak atau brainfog. Polusi dapat menyebabkan peradangan di otak, defisit serotonin dan menganggu jalur respons stres. Kondisi tersebut membuat perilaku depresi dan impulsif lebih mungkin terjadi. Kabut otak atau brainfrog mempengaruhi cara berpikir seseorang sehingga ide bunuh diri bisa menjadi lebih mudah dilakukan. 


 *Ganti Sistem* 


Dari fakta-fakta diatas dapat disimpulan bahwa polusi udara memang sangat berbahaya. berdampak pada kesehatan dan juga kematian. Kita ambil saja sebuah contoh, seorang ibu yang mengurusi rumah tangga dan juga bekerja dengan gaji di bawah Upah Minimum Regional (UMR) lalu memiliki anak yang sakit akibat infeksi saluran pernafasan, tidak ada asuransi kesehatan, pendapatan ekonomi yang tidak stabil menyebabkan kecemasan dan mempengaruhi kesehatan mental. Masih banyak contoh lainya yang saling berpengaruh. Lantas bagaimana solusinnya?, tentunya dengan mengganti sistem Kapitalis-Sekuler saat ini dengan sistem Islam kaffah.  


Kita telah memasuki masa krisis iklim yang begitu mencekam. Dan seharusnya hal inilah yang menjadikan pemerintah sudah semestinya membuat sebuah regulasi yang lebih ekstra ketat perihal emisi dengan standar ketat juga.  Misalnya regulasi pada industri dan kendaraan. Dalam artian harus ada tindak tegas, menjalankan sebuah aturan dengan tegas dari pengawasan rutin, bahkan kalau perlu denda bagi pelanggar agar masyarakat merasa jera. Sebab tanpa regulasi yang ketat, bisa dilihat akan menyebabkan kondisi yang buruk, bukannya menjadi baik malahan memperburuk keadaan. dan belum lagi jika pemerintah yang hanya membuat kebijakan tanpa adanya berlandaskan data akurat. 


Banyak hal yang seharusnya bisa dilakukan jika ada kemauan keras untuk menanggulangi polusi tersebut, bisa juga dengan pemerintah dapat bekerjasama dengan para ilmuwan yang telah  melakukan riset mengenai perihal polusi ini atau berfokus pada isu yang terjadi. Sudah seharusnya negara bergerak mengedepankan sains dalam merancang sebuah kebijakan dan perlu mengakui bahwa memang polusi udara ini memiliki dampak yang luar biasa merugikan pada berbagai macam aspek kehidupan. 


Perlu diketahui pula, karena sistem Kapitalis dengan pasar bebasnya menyebabkan adanya upaya pertumbuhan ekonomi yang melonjak tinggi dan membawa dampak pada situasi yang buruk seperti ini. Jika dilihat dari kondisi yang telah terjadi, semua bisa saja teratasi jika adanya gerakan perubahan akibat tekanan dari rakyat.  Melalui gerakan ini lah, janji pemerintah ditagih.


Harus diingat, polusi udara jangan dianggap remeh, sebab sudah banyak kejadian yang menimpa masyarakat, bukan hanya tentang kesehatan saja akan tetapi perihal mental seseorang yang bisa berdampak buruk yang sudah mulai tampak pada kondisi fisik seseorang. Namun, pemerintah pun masih belum memberikan respon yang solutif. Apakah pemerintah harus menunggu lagi dari dampak kesehatan mental masyarakat yang mulai kian nyata di kehidupan sekarang ?  


 *Sistem Islam* 


Semoga saja sistem Islam kembali tegak, sehingga masyarakat dapat menerima hak-haknya, diantaranya hak untuk memperoleh udara bersih yang bebas dari berbagai polusi akibat ulah manusia, diantaranya melauli industri.


Yang mana negara dengan sistem Islam akan mengontrol industri dengan aturan yang sesuai syariat. Sehingga jika ada pelanggaran, maka akan diberikan sanksi sesuai jenis dan kadar pelanggarannya.  Yang tentu saja sanksi tersebut bersifat pencegah di dunia dan penebus di akhirat.


Tidak kalah penting, kepemilikan dalam Islam sudah sangat jelas, sehingga pengelolaan sumberdata alam (SDA) baik di darat maupun di laut akan dikelola sesuai syariat, misalnya pengelolaan industri skala besar akan dikelola langsung oleh negara, buka oleh swasta asing/aseng.  Mengingat hanya negara yang memiliki aparat dan sumberdaya manusia (SDM) yang lengkap serta pembiayaan yang besar.


Karena dikelola oleh negara maka manfaat sebesar-besarnya untuk masyarakat, bukan untuk individu atau kelompok tertentu.  Selain itu ekspolitasi serta kerusakan alam dan polusi dapat diminimalisr, mengingat negara megurusi kebutuhan masyarakat, semata-mata untuk menngharapkan ridha Allah swt, bukan berorientasi keuntungan atau bisnis.  


Betapa umat sangat merindukan kembali tegaknya sistem Islam.  Semoga sistem Islam segera tegak kembali.  Wallahu’alam bishowab.




Polusi tak Bersolusi Polusi tak Bersolusi Reviewed by Penulis on October 07, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.