Kemerdekaan Hakiki hanya dengan Islam

 Kemerdekaan Hakiki hanya dengan Islam

Oleh

Mila (Pegiat Literasi)


Indonesia memang sudah merdeka secara fisik, tetapi belum merdeka secara pemikiran dan kedaulatan, sehingga masyarakatnya belum merasakan kesejahteraan.  Ini menunjukkan sistem Kapitalis-Sekuler yang dianut belum menjadi solusi bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.  


Menurut Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Muhamad Chatib, mengutip pernyataan Woo dan Hoong yang menulis bahwa dalam soal petumbuhan ekonomi Indonesia memang cukup berhasil.  Namun sayangnya, Indonesia tak terlalu cemerlang dalam hal kesejahteraan masyarakat.


“Hal ini tercermin dari berbagai indikator termasuk tingkat kematian bayi, pendidikan dan tingkat harapan hidup dibandingkan negara-negara berkembang lainnya.  Selain itu Indonesia miskin dalam produk ekspor,” kata Chatib.


Lanjutnya, jika Indonesia ingin agar ekonomi negaranya berkelanjutan, sumber pertumbuhan ekonomi harus kembali kepada investasi dan ekspor.  Ini membutuhkan investasi, infrastruktur dan sumberdaya manusia yang baik.  (CNBCIndonesia.Com/18/8/2024)    


 *Kemerdekaan yang Semu* 


Telah 79 tahun sudah usia kemerdekaan Indonesia, dengan penuh kemeriahan seluruh rakyat Indonesia menyambut kemerdekaan ini,  berbagai gelaran kegiatan pun diadakan mulai dari Instansi pemerintahan sampai tingkat RT pun  tidak ketinggalan. Setiap warga di wajibkan untuk memasang bendera merah putih di depan rumahnya, umbul – umbul pun di bentangkan hampir di setiap ruas jalan, tidak ketinggalan juga lomba – lomba pun diadakan, karnaval bahkan yang menjadi beda pada tahun ini adalah upacara yang dilaksanakan di IKN.


Sudah lebih dari setengah abad usia Indonesia merdeka, namun apakah benar kondisi Indonesia ini sudah benar – benar telah merdeka? jika kita mengulas definisi tentang merdeka maka akan kita temukan arti  dari Kata  “merdeka” adalah berarti bebas (dari perhambaan, penjajahan, dan sebagainya); berdiri sendiri; tidak terikat; tidak bergantung kepada orang atau pihak tertentu. Merdeka juga berarti bisa berbuat sesuai kehendak sendiri. 

Namun melihat fakta yang terjadi di negeri kita saat ini memperlihatkan kontradiktif dari kata kemerdekaan. Di tengah hingar bingar perayaan kemerdekaan justru kondisi masyarakat sangat jauh dari kata merdeka hal itu dapat kita rasakan mulai dari aspek ekonomi, pendidikan, kesehatan, politik, hukum, keamanan, sosial dan budaya. 


Diusia kemerdekaan yang sudah tua ini kondisi rakyat indonesia bukanlah semakin makmur namun semakin mengalami kemunduran lihat saja bagaimana angka kemiskinan yang setiap tahun meningkat, pengangguran yang setiap tahun bertambah jumlahnya, fasilitas pendidikan yang jauh dari kata layak, fasilitas kesehatan yang semakin tak terjangkau untuk kalangan menengah ke bawah, tidak adanya jaminan keamanan, hukum yang tebang pilih, korupsi yang merajalela dan masih banyak lagi permasalahan negeri ini yang selalu bertambah dan berulang. 


Belum lagi kondisi individu masyarakat yang kesehatan pemikiran dan perasaannya jauh dari kata “sehat”, seperti bertambah banyaknya jumlah ODGJ, kekerasan dalam rumah tangga yang faktor pemicunya banyak hal, buruknya akhlaq generasi muda dan banyak lagi kasus yang memperlihatkan rusaknya pola pikir individu masyarakat saat ini.


Begitu banyak dan kompleksnya problem bangsa Indonesia kita saat ini dan sangat dirasakan oleh masyarakat, namun sayangnya rakyat tidak menyadari bahwa itu adalah bentuk dari penjajahan non fisik atas diri mereka. Rakyat hanya memahami bahwa penjajahan itu adalah penjajahan fisik seperti yang dilakukan oleh bangsa kolonialisme dahulu kala. Rakyat tidak memahami kesulitan yang saat ini mereka rasakan adalah akibat penjajahan non fisik yang berupa penjajahan pemikiran, ekonomi, politik, sosial dan budaya yang bersumber dari sistem Kapitalis-Sekuler yang faktanya gaya penjajahan ini jauh lebih berbahaya dibandingkan penjajahan fisik. Bahkan mampu memberikan pengaruh besar dalam perpolitikan dan arah kebijakan negara seperti saat ini.


 *Kemerdekaan Hakiki hanya dengan Islam* 


Memang betul Penjajah tidak lagi hadir secara fisik. Namun, tangan - tangannya tetap mencengkeram dengan berbagai mekanisme dan cara. Termasuk melalui proxy-proxy-nya (agen dan komprador). Akibatnya, terasa penjajahan itu dioperasikan justru oleh bangsa sendiri. Bahkan mayoritas negeri - negeri muslim yang merasa sudah merdeka faktanya mereka belum merdekakarena mereka pun tidak lepas dari cengkraman penjajah.


Islam diturunkan dengan membawa misi kemerdekaan umat manusia dalam makna yang paling jauh, yakni memerdekakan umat manusia dari penghambaan kepada sesama manusia dan dari segala bentuk penghambaan kepada selain Allah SWT. Misi itu dinyatakan di dalam surat Rasulullah saw. yang dikirimkan kepada penduduk Najran. Di antara isinya berbunyi: 

Amma ba’du. Aku menyeru kalian untuk menghambakan diri kepada Allah dan meninggalkan penghambaan kepada sesama hamba (manusia). Aku pun menyeru kalian agar berada dalam kekuasaan Allah dan membebaskan diri dari penguasaan oleh sesama hamba (manusia) (Al-Hafizh Ibnu Katsir, Al-Bidâyah wa an-Nihâyah, v/553).


Untuk melepaskan diri dari penjajahan non fisik ini, Indonesia dan negara-negara Muslim lainnya perlu mengambil langkah-langkah strategis yang berakar pada prinsip-prinsip syariah Islam, juga didasarkan pada keyakinan bahwa kemandirian sejati hanya bisa dicapai dengan menegakkan kembali ideologi Islam.  


Berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil berdasarkan ketetapan Islam. Pertama, menerapkan syariah Islam secara kâffah di semua aspek kehidupan, termasuk politik, ekonomi, sosial dan budaya. 


Kedua, membangun ekonomi mandiri berbasis Islam dengan menghindari ketergantungan pada utang luar negeri atau investasi asing yang bersyarat. 


Ketiga, menegakkan keadilan ekonomi dan sosial. Negara harus memastikan bahwa kebijakan ekonomi dan sosial yang diambil tidak menguntungkan satu kelompok tertentu, apalagi pihak asing, tetapi harus diarahkan untuk kemaslahatan seluruh lapisan masyarakat. 


Keempat, mengusir pengaruh pemikiran, ideologi dan budaya asing. Caranya dengan memperkuat identitas Islam sekaligus menolak pemikiran, ideologi dan budaya asing yang merusak dan bertentangan dengan ajaran Islam. Masyarakat harus dididik untuk bangga dengan identitas Islam mereka dan menolak pengaruh asing yang bertentangan dengan ajaran Islam. 


Kelima, membangun kesadaran politik Islam. Umat Islam harus memahami bahwa politik dalam Islam adalah sarana untuk menegakkan keadilan dan mengelola urusan umat sesuai dengan syariah Islam.


Keenam, menegakkan kembali institusi pemerintahan Islam. Ini adalah kunci untuk mengakhiri neo-kolonialisme di negara-negara Muslim. Institusi pemerintahan Islam (Khilafah) akan menyatukan umat Islam di bawah satu pemerintahan yang berlandaskan aqidah Islam. Khilafah akan melindungi umat dari eksploitasi asing sekaligus memulihkan kedaulatan politik, ekonomi dan budaya. 


Ketujuh: Mengusir pengaruh dan intervensi asing. Ini termasuk menolak campur tangan politik, bantuan yang bersyarat dan perjanjian internasional yang merugikan kepentingan umat.  Semoga sistem Islam dapat kembali tegak.  Wallahu’alam bishowab.



Kemerdekaan Hakiki hanya dengan Islam Kemerdekaan Hakiki hanya dengan Islam Reviewed by Penulis on August 27, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.