Prostitusi Lagi,Islam Solusi Hakiki

 Prostitusi Lagi, Islam Solusi Hakiki

Oleh

Tsabita (Pegiat Literasi)

Memprihatinkan melihat kondisi rusak ditengah masyarakat.  Dengan mudahnya kemksiatan merajalela.  Kemaksiatan dijadikan sebagai standar dalam meraih kesenangan tanpa melihat dampak buruk dari perilakunya, seperti kasus prostitusi yang terus berulang terjadi, padahal perbuatan ilegal ini sangat bertentangan, melanggar nilai agama dan merusak institusi keluarga. 

Teranyar, kasus tersangka DTP menjadi mucikari sejak tahun 2019 sampai sekarang dan memiliki 20 orang anakan yang berprofesi sebagai cadi ,selebgram hingga putri budaya yang tersebar di berbagai Kota di antaranya Bogor, Jakarta, Bandung Jawa tengah, Kalimantan, Bali dan kota lainnya sesuai pesanan tamu dengan tarif harga mulai Rp. 1.000.000 hingga Rp. 30.000.000 dan tersangka mendapatkan keuntungan 10 – 20 persen disetiap transaksi. (tribratanews.jabar.polri.go.id/15/3/2024)

Terdapat pula lima pasangan bukan suami istri dan empat wanita terjaring tim gabungan saat melaksanakan razia ke sejumlah tempat di Tanjung Pandan Kabupaten Belitung. Dari hasil penggeledahan di kamar hotel, petugas menemukan alat kontrasepsi dan sex toys sehingga memperkuat dugaan mengarah kepada praktik prostitusi online. (belitung.tribunnews.com/13/3/2024)

 *Akar Masalah* 

Maraknya kasus prostitusi yang terus berulang terjadi, akibat diterapkannya sistem Kapitalis-Sekuler yang berasaskan kebebasan dan materi.  Kebebasan telah membentuk masyarakat yang tidak peduli halal-haram, apalagi sistem ini menjadikan standar kebahagiaan hanya untuk meraih kepuasan jasadiah (fisik).  

Melalui media sosial, pornografi dan pornoaksi dengan mudah didapat, begitu pun di dunia nyata yang membuka lebar pintu jalur mendekati zina.  Maka tak heran jika kasus prostitusi terus meningkat tanpa rasa takut jika melanggar syariat. Sistem ini pula yang membuat kehidupan makin sulit dalam memenuhi kebutuhan ekonomi, sehingga tak jarang banyak yang mencari pekerjaan illegal. Adanya kecanggihan teknologi yang seharusnya dipergunakan untuk kebaikan, namun apadaya, maraknya prostitusi online yang dijadikan sebagai ladang bisnis demi meraih profit yang dianggap menggiurkan.

 

Melihat kerusakan yang masif dari prostitusi offline dan online, seharusnya pemerintah tegas terhadap pelaku kemaksiatan dan memberikan efek jera agar kasus tersebut tidak terulang kembali.

 *Islam Solusi Hakiki* 

Berbeda dengan sistem Kapitalis-Sekuler, sistem Islam tegas mengharamkan perzinaan bahkan melarang untuk mendekatinya.  Sebagaimana firman Allah SWT, “Dan janganlah engkau mendekati zina, sesungguhnya zina adalah perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk”. (Q.S. Al-Isra 17:32)

Larangan untuk mendekati zina adalah tindakan preventif (pencegahan), agar manusia tidak terjerumus ke perzinaan.  Islam pun tegas dalam memberikan sanksi bagi pelaku zina.  Allah SWT berfirman,”Pezina Perempuan dan pezina laki laki, deralah masing masing dari keduanya seratus kali dera”.(QS. An-Nur 24:2)

Terdapat pula sabda Rasulullah SAW,” Perhatikan aku, perhatikan aku, Allah telah menjadikan jalan untuk mereka, perjaka dengan gadis jilid seratus kali dera dan pengasingan setahun, dan yang sudah menikah dengan yang sudah menikah jilid seratus  kali dera dan rajam”.

Pada sistem Islam, telah ditanamkan ketakwaan bagi tiap individu agar terbentuk kepribadian  yang takut akan kemaksiatan dan akan senantiasa taat kepada Allah SWT. Juga memahami bahayanya pergaulan bebas, hingga menjauhi perbuatan zina.

Misalnya di lingkungan masyarakat yang senantiasa beramar makruf nahi munkar, dilakukan kontrol terhadap masyarakat, serta saling menasehati dengan kebaikan dan menjauhi segala keburukan. Tidak kalah pentingnya edukasi bahayanya pergaulan bebas dan penyimpangan orientasi seksual, yang akan berisiko penularan penyakit yang menjijikkan. 

Di lingkungan pendidikan, sistem Islam akan membentuk generasi yang memiliki kepribadian sesuai akidah Islam, yaitu pola pikir dan perilaku yang sesuai syariat Islam. 

Selain itu, negara juga berperan dalam mengatur media dengan mengontrol informasi yang beredar di tengah masyarakat. Tontonan yang memberi dampak negatif akan dihilangkan, apalagi pada tayangan yang merusak  moral generasi. Kemudian negara akan menghilangkan aplikasi yang mengundang perzinaan yang berbau pornografi dan pornoaksi serta akan membuat kebijakan untuk menutup semua tempat hiburan yang mengundang kemaksiatan. 

Semua hal tersebut dilakukan karena merupakan tanggung jawab negara sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Imam/pemimpin adalah pemelihara urusan rakyat, dan ia aka dimintai pertanggungjawaban atas urusan rakyatnya.”(HR. Bukhari dan Muslim)

Karena itu, solusi hakiki dalam menyelesaikan segala permasalahan berbangsa dan bernegara yaitu hanya dengan penerapan syariah Islam secara kaffah.  Wallahu a’lam bishawaab.