Kasus Perundungan,Mengapa Makin Marak ?

 Kasus Perundungan, Mengapa Makin Marak?

Oleh

Nanianti (Pegiat Literasi)


Aksi perundungan kembali ramai jadi pembicaraan masyarakat. Kali ini sebuah video di media sosial menjadi viral. Video tersebut memperlihatkan seorang remaja wanita terlihat cekcok dengan sejumlah teman sebayanya di Kota Batam, Kepulauan Riau. 


Terdapat dua video yang beredar. Pada video pertama, korban mengenakan kaos putih dan celana hitam dihajar oleh sekelompok remaja putri. Pelaku menendang kepala korban dan menjambak rambut korban. Adapun, pada video kedua, korban mengenakan kaos hitam dan celana kuning. Pelaku menendang wajah korban hingga kepalanya terbentur ke pintu besi ruko. (Liputan6. Com/3/3/2024)


Kasus bullying dikalangan remaja tampaknya terus meningkat. Data dari Komisi Perlindungan Anak indonesia (KPAI) mencatat ada 119 kasus bullying pada anak sepanjang tahun 2020, terdapat 53 kasus bullying dilingkungan sekolah di tahun 2021 dan 168 kasus di sosial media. KPAI juga melaporkan kasus bullying dengan kekerasan fisik dan mental yang terjadi di lingkungan sekolah tahun 2022 sebanyak 226 kasus termasuk 18 kasus bullying di sosial media. 


 *Faktor Penyebab* 


Perundungan bisa berbentuk kekerasan verbal ataupun fisik. Lantas, apa penyebab tingginya perundungan yang bahkan bisa berujung pada tindak kriminal?.  Pertama, faktor keluarga. Keluarga yang broken home atau tidak harmonis bisa menjadi penyebab munculnya perundungan. Orang tua yang sering cekcok dan lalai dalam pengasuhan menjadi stimulus anak untuk mencari perhatian diluar rumah.


Kedua, faktor sekolah. Manajemen dan pengawasan yang kurang dari pihak sekolah menjadikan kasus perundungan kian subur. Begitupun kurikulum yang hanya fokus pada nilai akademik, menjadikan anak minim akhlaknya.  Alih-alih mampu mencetak peserta didik yang berkualitas, justru melahirkan remaja yang banyak masalah.


Ketiga, faktor media. Sudah menjadi rahasia umum jika media menjadi corong makin tingginya kasus perundungan. Game online, misalnya menyuguhkn banyak kekerasan fisik. Juga tontonan kartun dan anime yang pada kenyataannya sedang membudayakan kekerasan di dalam benak anak-anak. 


Selain itu, perundungan merupakan sebuah siklus dimana para pelaku saat ini kemungkinan besar adalah korban dari pelaku perundungan sebelumnya, Ketika menjadi korban, terbentuk pada benak mereka skema kognitif yang salah yang menganggap bahwa perundungan bisa dibenarkan meskipun mereka merasakan dampak negatifnya sebagai korban. Apabila ini dibiarkan maka akan terus menerus terjadi dan memakan korban.


Sekulerisme Akar Kerusakan  Remaja


Sejatinya remaja saat ini telah dirusak dari segala arah, misalnya serangan sekulerisme- liberalisme yang memisahkan agama dari kehidupan sehingga bebas dalam menjalani kehidupan. Benar bahwa keluarga dan lingkungan masyarakat berpengaruh besar bagi maraknya kasus perundungan yang dilakukan anak, akan tetapi sesungguhnya ini adalah dampak. 


Akar masalahnya adalah akibat penerapan sistem sekuler di negeri ini. Asas sekulerisme telah mencabut nilai-nilai moral dan agama. Asas ini akhirnya melahirkan liberalisme yang mengagung-agungkn kebebasan termasuk kebebasan bertingkah laku, sehingga aturan agama makin terpinggirkan. 


 *Pandangan Islam* 


Islam sangat melarang keras perilaku merendahkan orang lain.  Hal ini sebagaimana firman Allah Swt  dalam QS Al-Hujurat ayat 11,  "Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan sekumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”.


Berbeda dengan sistem kapitalis-sekuler, dalan sistem Islam, akidah Islam sebagai asas dan memiliki aturan yang terperinci serta sempurna. Islam telah menetapkan bahwa selamatnya anak dari segala bentuk kezaliman ataupun terlibatnya mereka dalam perundungan bukan hanya tanggung jawab keluarga dan masyarakat. Negara juga memiliki andil dan peran yang sangat besar dalam mewujudkan anak-anak tangguh berkepribadian Islam, sehingga senantiasa menjauhkan diri dari perbuatan maksiat, termasuk perundungan. 


Benar bahwa Islam telah memberikan kewajiban pengasuhan anak kepada ibu hingga anak tamyiz, juga kewajiban pendidikan anak kepada ayah ibunya. Akan tetapi hal ini tidak cukup. Terwujudnya lingkungan kondusif di tengah masyarakat menjadi hal penting bagi keberlangsungan kehidupan anak.


Lingkungan masyarakat yang baik akan menentukan corak anak untuk kehidupan selanjutnya, tidak kalah penting adanya peran negara. Negara Islam bertanggung jawab menerapkan aturan Islam secara utuh dalam rangka mengatur seluruh urusan umat. Umat pun mendapat jaminan keamanan dan kesejahteraan secara adil dan menyeluruh.  Semoga sistem Islam kembali tegak.  Wallahua'lam bish-shawab.


Kasus Perundungan,Mengapa Makin Marak ? Kasus Perundungan,Mengapa Makin Marak ? Reviewed by Penulis on March 10, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.