Terorisme Mencuat, Butuh Pemahaman Tepat

 


Oleh: Astina 

Dikutip dari situs Antaranews (26/1),  Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko menyebut 10 terduga teroris yang ditangkap Densus 88 Antiteror Polri di wilayah Jawa Tengah merupakan kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI). "10 orang kelompok JI ini tergabung dalam Qodimah wilayah timur struktur JI," kata Truno kepada wartawan di Jakarta, Jumat.


Kembali terjadi penangkapan sejumlah orang terduga teroris. Sebagaimana sebelumnya, tidak ada alasan yang jelas dari penangkapan tersebut.  Selama ini, teroris adalah istilah yang dimaknai secara sepihak oleh penguasa dan menyudutkan umat Islam, sebagaimana yang juga dilakukan oleh global.


Dalam catatan sejarah, isu terorisme ini muncul saat peristiwa peledakan gedung WTC di Amerika Serikat pada 2001. Setelah itu, invasi besar-besaran terjadi di beberapa negeri kaum muslim. Atas dalih melawan terorisme, AS mengebom dan membunuhi masyarakat tidak berdosa di negara itu. Sejak saat itu pula seluruh negara di dunia harus mengikuti seruan AS melawan terorisme.


Di negeri khatulistiwa sendiri, isu ini mulai naik daun setelah peristiwa Bom Bali. Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa pelakunya kaum muslim. Sejak itu pula di negeri ini istilah terorisme dilekatkan pada muslim. Tidak dapat kita mungkiri, isu terorisme yang menempel pada Islam membuat umat Islam fobia terhadap agamanya sendiri. Alhasil, mereka menjadi takut untuk mengenal Islam lebih dekat. Mereka jadi takut kalau belajar Islam secara mendalam atau berteman dengan orang yang berbaju cingkrang dan menutup aurat bisa dekat dengan teroris.


Anggapan negatif ini secara tidak langsung akan menjauhkan kaum muslim dari agamanya. Kalau umat sudah jauh dari Islam, kebangkitan kaum muslim hanya tinggal mimpi. Orang-orang kafir makin berkuasa. Hal inilah yang diidam-idamkan musuh Islam.

Sejatinya ada musuh yang benar-benar membahayakan kehidupan rakyat, yakni sekulerisme, pluralisme dan liberalisme, namun negara justru malah menyuburkannya. Islam memiliki definisi yang jelas siapa yang menjadi musuh negara dan membahyakan rakyat. Islam mewajibkan negara untuk melindungi rakyatnya dari berbagai bahaya, baik fisik maupun pemikiran, sebagai perwujudan fungsi negara sebagai junnah bagi rakyatnya.


Teroris selalu ditujukan kepada umat islam, jelas terorisme merupakan tuduhan keji pada islam. Oleh karena itu teroris adalah narasi jahat yang terus barat embuskan sebagai wujud kebencian terhadap kaum muslimin. Barat tidak mau kaum muslim kembali bersatu.


Isu terorisme dianggap mampu untuk menyembunyikan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh penguasa. Padahal Allah SWT menurunkan syariat islam untuk rahmat bagi seluruh alam. Artinya syariat adalah cara Allah SWT menjaga manusia dari kerusakan. Siapa saja yang menjalankan syariat maka hidupnya akan tenang. Islam mengajarkan toleransi antar beragama dalam arti tidak mengganggu penganut agama lain untuk beribadah sesuai keyakinan mereka. Sejatinya terorisme otomatis tertolak oleh islam.


Umat pun semestinya paham bahwa Islam justru jalan keselamatan. Karena Islam adalah sistem hidup yang mensolusi seluruh problem kehidupan, dan aturannya dipastikan akan menjadi rahmat bagi seluruh alam.


Semestinya mereka tidak terjebak oleh segala bentuk propaganda melawan Islam, termasuk dengan munculnya narasi terorisme yang sejatinya merupakan propaganda Barat mengadang kebangkitan Islam. Juga narasi lain yang digunakan untuk menjauhkan umat dari keinginan kembali hidup dalam sistem Islam, sebagaimana yang kental dalam konsep-konsep atau gagasan moderasi Islam.


Sungguh, Islam tidak mungkin tegak dengan baik jika diperjuangkan melalui jalan kekerasan. Oleh karenanya, paham dan aksi-aksi terorisme jelas bukan dari Islam dan bukan jalan menegakkan Islam. Kemunculan narasinya adalah fitnah keji demi mengadang keinginan umat untuk bangkit dengan Islam, sekaligus melanggengkan agenda neoimperialisme yang berjalan secara terang benderang.

Terorisme Mencuat, Butuh Pemahaman Tepat Terorisme Mencuat, Butuh Pemahaman Tepat Reviewed by Admin on February 14, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.