Pesta Demokrasi Rawan Gangguan Mental
Oleh : Dewi Putri, S.Pd
Dikutip dari kompas.tv 24/11/2023, sejumlah rumah sakit menyiapkan ruangan khusus untuk mengantisipasi calon legislatif (caleg) yang mengalami stres atau gangguan jiwa akibat gagal dalam pemilihan legistlatif (Pileg) di Pemilu 2024. Rumah Sakit Oto Iskandar Dinata, Soreang, Bandung Jawa Barat, misalnya, salah satu rumah sakit yang menyiapkan ruangan khusus untuk caleg yang mengalami gangguan mental. Tidak hanya itu, pihak RS juga menyiapkan dokter spesialis jiwa bagi calon legislatif yang stres usai mengikuti kontestasi Pemilu 2024.
Persiapan pelayanan kejiwaan bagi para caleg ini adalah bentuk antisipasi karena belajar dari 5 tahun yang lalu atau pada saat pemilu tahun sebelumnya. Banyak yang strees hingga depresi. Ini terbukti bahwa pemilu dalam sistem yang diterapkan ini sangatlah rusak atau rawan mengakibatkan gangguan mental. Penyebabnya karena dua hal yaitu, karena penerapan sistem demokrasi yang diterapkan di negeri ini serta lemahnya kepribadian indvidu atau tidak adanya ketakwaan dalam diri indvidu.
Terkait mekanisme dalam pemilihan pemimpin dalam demokrasi yakni adanya proses pemilihan secara langsung oleh rakyat. Dalam sistem demokrasi, pemilu pasti membutuhkan banyak biaya karena sebelum adanya pemilihan pasti melakukan kampanye. Karena itu, kita tahu bahwasannya kampanye itu pasti membutuhkan modal yang sangat besar. Berangkat dari sinilah yang menjadi pemicu timbulnya stres hingga depresi karena gagal dalam mendapatkan kursi kemenangan atau memenangkan pemilu.
Faktor selanjutnya yang membuat para calon itu mudah stress dan depresi adalah kekuatan mental para caleg yang lemah karena berambisi tinggi untuk medapatkan kursi jabatan. Ketika kalah, maka itulah yang membuat mereka mudah untuk depresi. Ini dipengaruhi oleh sistem pendidikan yang diemban oleh negeri ini. Faktanya bahwa sistem pendidikan dalam kapitalisme sekularisme telah gagal membentuk individu berkepribadian kuat. Asas sistem pendidikan kapitalisme adalah memisahkan aturan agama dari kehidupan. Karena itu, wajar seseorang tidak memahami hakekat dirinya sebagai hamba Allah, dan bagaimana cara menyikapi ketika ada persoalan dalam kehidupan sesuai dengan syariat Islam. Salah stunya agar tidak mudah terjadinya gangguan mental. Tingginya kasus gangguan mental di masyarakat menjadi bukti buruknya sistem pendidikan kapitalisme sekuler.
Berangkat dari hal ini maka kita sangat butuh sistem alternatif yang mampu mencetak individu yang tidak mudah rapuh, berkualitas unggul. Sistem tersebut adalah siatem Islam. Sistem yang mampu menjamin terwujudnya kebaikan di tengah-tengah kehidupan umat.
Islam memandang bahwa jabatan dan kekuasaan itu adalah amanah yang akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah kelak. Karenanya harus dijalankan sesuai dengan perintah dari Allah dan Rasul-Nya. Di dalam sistem Islam, akan tetap dilakukan pemilihan wakil umat yang akan bergabung dalam majelis umat. Majelis umat tidak menjalankan pemerintahan, akan tetapi mewakili umat untuk memuhasabah para penguasa.
Pemilihan majelis umat melalui pemilu, tidak diangkat melalui penunjukkan karena majelis umat ialah hasil dari representasi masyarakat dan harus memenuhi syarat. Adapun sistem pengangkatan dalam sistem Islam yakni dengan cara bai’at syar’i. Seorang calon pemimpin ketika sudah terpilih atau mendapat dukungan dari umat sesuai dengan ketentuan syariat maka akan dibai’at syar’i tanpa harus adanya pemilu langsung yang banyak menghabiskan anggaran negara, dan bisa dilakukan dengan metode pengangkatan atau perwakilan, yaitu rakyat memilih wakilnya, setelah itu majelis umat yang memilih penguasa atau pemimpin.
Adapun Metode baku yang digunakan sesuai syariat ialah bai’at. Islam menetapkan bahwa kosongnya kepemimpinan hanya tiga hari. Dalillanya adalah ijma’ sahabat pada pembaiatan Abu Bakar ra.Teknis pemilihan pun akan dibuat dengan cara sederhana sehingga dalam waktu 3 hari pemilu telah selesai.
Pemimpin dalam Islam akan memandang kekuasaan sebagai amanah dan tanggungjawab yang amat besar dihadapan Allah. Penguasa yang beriman pada qadha dan qadar yang ditetapkan oleh Allah. Terlebih, sistem pendidikan dalam Islam pun akan mampu melahirkan generasi yang selalu melakukan amar makhruf nahi mungkar. Sehingga terhindar dari gangguang mental sehingga mampu terwujud pemimpin yang beriman dan berkualitas. Wallahu'alam.
No comments: