Seiring
perkembangan teknologi yang kian melesat kejahatan siber (cybercrime) pun kian
subur di era Kapitalisme ini. Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo
Condro mengatakan bahwa kejahatan masa kini sudah bergeser dari serangan
psikologis beralih ke teknologi dan hal itu mempengaruhi tugas kepolisian.
Apalagi menjelang Pemilu 2024 kejahatan teknologi atau cyibercrime semakin
marak. Kapolres Susatyo mengatakan bahwa ada pelaku yang memiliki ratusan akun
palsu untuk meretas hingga 800 akun untuk menyebarkan berita bohong (hoax). (tirto.id,
20-01-2024)
Tak
hanya itu Direktorat Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskim Polri Brigjen
Pol. Djuhandhani Raharjo Puro
mengungkapkan kejahatan siber dengan modus “love scaming” jaringan
internasional yang beroperasi di Indonesia dan menyasar korban dari berbagai
negara. Djuhandhani juga mengatakan ada 21 pelaku yang ditangkap oleh pihaknya,
dimana tiga diantaranya ditetapkan sebagai tersangka. Dengan kejahatan ini
mereka dapat meraup untung kurang lebih Rp 40 miliar per bulan. (news.republika.co.id,
20-01-2024)
Tidak
bisa dipungkiri teknologi saat ini sangat dibutuhkan manusia untuk kehidupan
yang lebih baik. Namun penguasaan teknologi tanpa pijakan yang shahih akan
mengantarkan pada tindak kejahatan dan kecurangan yang merugikan bahkan
mengakibatkan bencana bagi rakyat. Kejahatan teknologi merupakan satu
keniscayaan dalam sistem sekuler kapitalisme yang menjadikan agama dipisahkan
dari kehidupan. Penerapan sistem ini menghasilkan faktor-faktor penyebab
terjadinya kejahatan siber.
Faktor-faktor
tersebut diantaranya adalah: Pertama, keimanan yang rendah akibat dipisahkannya
agama dari kehidupan dan kepribadian kapitalistik yang kehidupannya
berorientasi pada materi tanpa memperdulikan kebaikan atau pun keburukan dalam
kacamata agama. Kedua, ketidakseriusan negara yang menerapkan sistem
sekularisme kapitalis dalam menghadapi kejahatan siber ini. Hal ini bisa dilihat
dari para pelaku kejahatan siber yang terungkap dan tertangkap sistem hukum
sekularisme kapitalisme tidak membuat mereka jera. Ketiga, kapitalisme telah
terbukti gagal menjamin kesejahteraan masyarakat, wajar peluang kejahatan cyber
demi meraup keuntungan terus meluas.
Teknologi
dan ilmu pengetahuan termasuk hasil madaniyah, madaniyah adalah bentuk-bentuk
fisik dari benda-benda terindera yang bisa dilihat, diraba, didengar, dan
diraba yang digunakan dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan demikian sifat
teknologi adalah bebas nilai tergantung dengan sistem kehidupan yang
menghasilkannya dan akan senantiasa mengalami perkembangan dari masa ke masa.
Untuk itu Islam sebagai sebuah ideologi yang khas yang diturunkan oleh Allah
SWT memiliki mekanisme shahih atau benar dalam mengantisipasi masalah teknologi
ini. Khilafah sebagai institusi negara yang menerapkan aturan Islam secara
kaffah (menyeluruh) dan sempurna akan menjaga agar penggunaan teknologi tidak
salah arah dan membahayakan rakyat. Sebagaimana sabda Rosulullah Saw: : “Tidak
boleh mengakibatkan madharat pada diri dan orang lain.” (HR. Ibnu Majah no.
2341 dan dishahihkan oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al
Albani-Rahimahullah-dalam Shahih Al Jai’ no.7517).
Disamping
itu, Khilafah sebagai pengurus dan pelindung bagi rakyatnya akan berupaya keras
dalam membentuk kepribadian Islam yang kuat bagi setiap warga negaranya.
Sebagaimana sabda Rosulullah Saw: “Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus
rakyat) dan ia bertanggung jawab atas
pengurusan rakyatnya” (HR. Al-Bukhari). Serta Sabda Rosul yang lainnya, yaitu
“Sesungguhnya al-Imam (Khalifah) itu perisai, di mana (orang-orang) akan
berperang di belakangnya (endukung) dan berlindung (dari musuh) dengan
(kekuasaan( nya (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dan lainnya).
Pembentukan
kepribadian Islam yang kuat kepada warga negaranya akan diwujudkan melalui
penerapan sistem pendidikan Islam. Kepribadian Islam akan membentuk manusia
yang memiliki pola piker (aqliyah) dan pola sikap (nafsiyah) sesuai dengan Islam.
Sehingga seseorang berfikir dan beramal akan menggunakan standar halal haram,
baik buruk, terpuji dan tercela sesuai dengan Islam. Manusia dengan kepribadian
ini akan sadar bahwa dirinya harus bermanfaat untuk umat serta Islam. Dengan
demikian semua keahliaan dan potensi yang mererka miliki untuk kebaikan. Allah
Ta’ala telah berfirman: “…Maka berlomba-lobalah kau dalam kebaikan. Di mana
saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah
Mahakuasa atas segala sesuatu” (QS. Al Baqarah:148)
Pengarahan
teknologi dan pembentukan kepribadian Islam akan diperkuat lagi oleh Khilafah
dengan membangun sistem perlindungan kuat dan baik untuk keamanan data maupun
keselamatan rakyatnya. Para penjahat cyber mereka akan dikenai uqubat sesuai
dengan level kejahatannya. Dengan demikian teknologi di dalam Khilafah akan
memuliakan umat manusia dan Islam bukan menimbulkan kejahatan sebagaimana saat
ini.
Wallahu’alam bi shawab
No comments: