DBD Mengancam Keselamatan Umat

Oleh : Nurlina, S.Pd 

(Pegiat Literasi)


Demam berdarah Dengue (DBD) terus menjadi masalah kesehatan yang signifikan di berbagai negara tropis, termasuk Indonesia. Setiap tahun, ribuan kasus DBD dilaporkan. Di awal tahun ini, kasus DBD kembali meningkat dan bahkan sudah merenggut jiwa termasuk anak-anak. 


Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur, dr. Yusman Faizal mengatakan bahwa kasus DBD pada januari 2024 mengalami peningkatan yang signifikan.  “Dalam sebulan terdapat 219 kasus yang tercatat oleh Dinkes Cianjur, dari jumlah tersebut dua anak dengan rentang usia 6 sampai 14 tahun meninggal,” kata Yusman.


Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Banyuasin, Ririn Pratiwi mengatakan bahwa data hingga bulan Januari, sudah 4 orang meninggal dari 74 kasus DBD.  Adapun total angka kasus DBD di Indonesia meningkat dari 73.518 orang pada 2021 menjadi 131.265 kasus pada 2022. Sementara jumlah kematian juga meningkat dari 705 orang pada 2021 menjadi 1.183 orang pada 2022. Data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) hingga minggu ke 52 tahun 2023 telah mencatat 98.071 kasus DBD dengan 764 kematian. (Kompas.com/8/2/2024) 


 *Pencegahan yang Tidak Kontinyu* 


Demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Virus dengue dapat menyerang anak-anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama. Virus ini dapat menyebabkan gejala serius dan bahkan menyebabkan kematian jika tidak ditangani secara serius. 


DBD sendiri adalah penyakit yang dapat dicegah dengan beberapa langkah efektif yang harus dilakukan secara terpadu oleh berbagai pihak, utamanya masyarakat dan negara. Pencegahan penularan DBD dapat dilakukan melalui upaya preventif dengan pemutusan rantai penularan melalui gerakan PSN-DBD dengan tetap memperhatikan peningkatan kewaspadaan Kejadian Luar Biasa (KLB), menindaklanjuti kasus, meningkatkan perilaku dan gaya hidup bersih dan sehat serta adanya lingkungan yang bersih. Sayangnya penyuluhan dan sosialisasi sudah dipandang sebagai bentuk pencegahan DBD. Padahal melaksanakan program terpadu mencegah penyakit menular seperti DBD tentu membutuhkan ekonomi yang cukup. 


Sistem yang berlaku saat ini, membuat masyarakat dihadapkan pada kesulitan hidup akibat penerapan sistem ekonomi Kapitalis. Dalam Sistem Kapitalis-Sekuler, tidak ada jaminan kesehatan bagi individu rakyat. Hal ini tampak dari komersialisasi di bidang kesehatan yang membebani masyarakat seperti program BPJS dimana rakyat tetap membayar premi tiap bulan dan prosedur pelayanan yang rumit. 


Selain itu dalam pijakan sistem Kapitalis, rakyat kesulitan untuk memiliki rumah yang ideal bahkan tak sedikit rakyat berada dalam kondisi tidak memiliki tempat tinggal. Kemiskinan yang melanda puluhan juta masyarakat di negeri ini telah memastikan tidak adanya daya tahan tubuh yang kuat untuk mencegah penularan penyakit seperti DBD. Sebab dalam sistem ini tidak ada jaminan kebutuhan pokok berupa pangan yang layak dan bergizi bagi masyarakat.  Oleh karena itu, kegagalan pencegahan penularan DBD di negeri ini bersifat sistemis, yakni dijadikannya sistem kapitalisme-sekuler sebagai asas dalam bernegara. 


 *Islam Memandang* 


Dalam pandangan Islam, kesehatan merupakan salah satu kebutuhan vital masyarakat yang pelayananya dijamin oleh negara (khilafah). Khilafah menjamin dan bertanggung jawab sepenuhnya dalam penyediaan fasilitas kesehatan yang memadai, dokter dan tenaga medis yang profesional untuk memberikan pelayanan maksimal kesehatan secara gratis. 


Khilafah melalui sistem ekonomi Islam akan mengelola seluruh sumber daya alam (SDA) dan harta milik umum, seperti tambang, kekayaan laut, hutan dan lain sebagainya untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Sehingga atas dasar itu, Khilafah akan melaksanakan tugasnya dengan baik dalam mencegah penularan penyakit menular seperti DBD. 


Khalifah sebagai kepala negara akan memastikan masyarakat memiliki tempat tinggal yang layak, tata ruang kota yang rapi dan bersih ,mensosialisasikan hidup sehat serta menciptakan lingkungan bersih dan asri melalui departemen terkait. 


Khilafah juga akan membudayakan gaya hidup sehat dengan cara membuat aturan-aturan yang menjamin kehalalan dan kehigienisan makanan dan minuman yang dikonsumsi masyarakat, serta menciptakan lingkungan yang bersih bagi masyarakat. Oleh karena itu, rakyat di negeri ini hanya akan mendapatkan pelayanan terbaik dan terhindar dari penularan wabah penyakit.  Karena mereka diatur dengan aturan terbaik. 


Sesungguhnya tidak ada aturan yang lebih baik dibandingkan syariah Islam yang diterapkan secara kaffah, atau sistem pemerintahan yang tegak diatas akidah islam yaitu Khilafah `ala minhaj an-nubuwwah. Bukan sistem Kapitalis-Sekuler yang telah nyata menyengsarakan manusia.  Wallahu’alam bishowab.


DBD Mengancam Keselamatan Umat DBD Mengancam Keselamatan Umat Reviewed by Penulis on February 12, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.