Oleh : Sartinah
(Pegiat Literasi)
Fitrah seorang ibu adalah mengandung, melahirkan, menyayangi, melindungi, mendidik, dan menjaga anak-anaknya dari bahaya. Seorang ibu pula yang menjadi guru pertama bagi anak-anaknya, saat mereka belum mengenal pendidikan di sekolah. Fitrah tersebut seharusnya tetap melekat pada mereka yang bergelar ibu karena merekalah yang akan mencetak generasi cemerlang.
Namun, realitas hari ini sungguh memilukan. Seorang ibu tidak lagi memiliki fitrah keibuan. Sebagaimana diwartakan oleh Kumparan (24/1/2024), seorang ibu bernama Rohwana alias Wana (38 tahun) yang tinggal di Kabupaten Belitung, Bangka Belitung, ditangkap polisi karena terlibat pembunuhan. Wanita yang dikenal sebagai buruh tersebut telah membunuh bayinya sendiri sesaat setelah dilahirkan.
Menurut Kasat Reskrim Polres Belitung, AKP Deki Marizaldi, Wana membunuh bayinya dengan cara ditenggelamkan ke dalam ember berisi air. Setelah meninggal kemudian bayinya tersebut dibuang ke kebun warga. Rohwana mengaku kepada polisi bahwa ia tega membunuh bayinya karena tidak cukup biaya untuk membesarkannya.
Faktor Penyebab
Kasus di atas bukanlah satu-satunya. Sebut saja AY (22 tahun), seorang wanita di Tulungagung yang ditangkap polisi karena membunuh bayinya dengan membekap mulut si bayi hingga meninggal. Alasannya karena bayi tersebut merupakan hasil hubungan gelap. Dan masih banyak ibu di luaran sana yang juga menyiksa bahkan membunuh anak-anak mereka dengan beragam alasan.
Beratnya beban hidup membuat para ibu kehilangan fitrah keibuannya. Tak ada lagi rasa sayang yang tersisa, belas kasihan pun ikut lenyap. Rasa cinta dan belas kasihnya hilang tergerus oleh sulitnya ekonomi. Namun, jika diulik secara mendalam sejatinya ada banyak faktor yang menyebabkan matinya fitrah keibuan.
Beberapa penyebab tersebut, di antaranya: Pertama, lemahnya ketahanan iman. Iman menjadi benteng pertama bagi seorang muslim dalam menjalani kehidupan ini. Jika iman telah terkikis hingga sangat tipis, maka akan sulit bertahan dalam menghadapi berbagai ujian. Inilah yang terjadi saat ini. Di tengah kehidupan sekuler kapitalistik saat ini, iman menjadi sesuatu yang langka. Akibatnya, para ibu tak mampu menghadapi beratnya ujian hidup yang datang.
Kedua, ibu yang juga ikut menanggung beban ekonomi. Sempitnya lapangan pekerjaan yang ada membuat para ayah kesulitan memenuhi kebutuhan keluarganya. Kondisi ini membuat para ibu ikut terjun membantu ekonomi keluarga. Padahal di saat yang sama, dia juga harus mengurusi anak-anak mereka. Kondisi ini rawan membuat ibu stres dan hilang akal.
Ketiga, abainya masyarakat. Masyarakat seharusnya menjadi pengontrol terhadap berbagai hal di tengah-tengah umat. Namun, sistem kapitalisme telah melahirkan masyarakat yang individualis. Sifat tersebut telah memutus empati terhadap derita saudaranya yang lain.
Keempat, hilangnya jaminan kesejahteraan dari negara. Penguasa adalah pihak yang paling bertanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyat. Tanggung jawab penguasa pula memberikan lapangan kerja bagi para lelaki agar mereka dapat mencukupi kebutuhan keluarganya. Dengan demikian, para ibu tak perlu lagi menjadi penopang ekonomi keluarga.
Namun, lagi-lagi sistem kapitalisme telah melahirkan para penguasa yang abai terhadap kesejahteraan rakyat. Negara hadir bukan semata-semata sebagai pelayan rakyat, tetapi hanya sebatas regulator. Walhasil, rakyat dibiarkan sendiri mengurusi kebutuhan hidupnya.
Buah Sekularisme
Berbagai penyebab di atas sering kali menjadi alasan bagi seorang ibu untuk melakukan kekerasan bahkan membunuh anak-anak mereka. Kemiskinan dan persoalan perut telah mengalahkan kasih sayang bahkan iman di hati para ibu. Inilah buah busuk dari sistem sekuler yang dipuja negeri ini dan dunia. Sistem sekuler saat ini benar-benar berhasil menggerus fitrah keibuan.
Begitulah saat agama tak lagi digunakan sebagai standar dalam berbagai aktivitas kehidupan. Agama dikerdilkan dan hanya ditempatkan dalam ranah ibadah semata. Selain itu, sistem sosial Islam yang tidak lagi diterapkan telah melahirkan berbagai perilaku keji. Ditambah lagi dengan adanya kebebasan berekspresi yang membuat banyak orang merasa bebas berbuat semaunya.
Menyelamatkan Fitrah Ibu
Islam adalah agama sekaligus ideologi yang menjadi solusi atas seluruh permasalahan manusia. Ketika Islam diterapkan dalam seluruh aspek, maka hak dan kewajiban setiap warga negara pun dapat terpenuhi seluruhnya. Dengan menerapkan sistem ekonomi Islam, misalnya, negara akan mengelola secara mandiri SDA milik umum (seperti barang tambang dan hutan) semata-mata demi kesejahteraan rakyat.
Keuntungan dari pengelolaan tersebut akan dikembalikan kepada rakyat dalam bentuk berbagai layanan baik pendidikan, kesehatan, dan keamanan secara gratis. Tak hanya itu, negara juga menerapkan sistem pendidikan Islam yang akan melahirkan pribadi-pribadi yang kuat iman dan siap menjalani berbagai kehidupan di bawah standar syariat. Tak kalah penting, dengan keimanan yang kuat yang dilahirkan dari sistem pendidikan Islam, akan membuat seseorang mampu menjalani setiap ujian kehidupan.
Dengan penerapan Islam dalam seluruh aspek kehidupan, maka peran mulia ibu bisa dijalankan dengan sempurna. Pasalnya, Islam memang mendudukkan peran perempuan dan ibu sesuai dengan fitrah penciptaannya. Ibu adalah perempuan yang sangat dimuliakan dalam Islam. Dari rahimnya akan terlahir generasi saleh dan salihah. Walhasil, hanya dengan penerapan Islam dalam seluruh aspek, maka peran strategis ibu dan perempuan benar-benar akan maksimal.
Fakta tersebut telah terbukti selama belasan abad silam, saat sistem Islam masih mendominasi dunia. Sistem Islam telah berhasil membawa manusia pada kemuliaan dan martabatnya sebagai umat terbaik. Di bawah naungan Islam, hukum-hukum syariat yang terperinci dan detail telah ditetapkan. Dengan hukum syarak inilah, semua persoalan perempuan akan diselesaikan dengan tuntas. Hasilnya, kemuliaan perempuan akan tetap terjaga.
Selain itu, Islam pun telah menetapkan fungsi negara sebagai penjamin peran perempuan. Di bawah jaminan negara, maka peran dan fungsi perempuan dapat dilaksanakan dengan maksimal. Dengan begitu, tidak ada perempuan yang stres dan hilang akal hingga tega membunuh anak-anaknya. Namun, hukum-hukum tersebut hanya akan terlaksana dalam sebuah institusi bernama Khilafah. Inilah solusi terbaik untuk mengembalikan fitrah perempuan dan ibu.
Wallahu a'lam bishawab
No comments: