Benarkah Bantuan Pendidikan Sudah 100%, Sesuai Klaim Pak Nadiem?
Oleh Risky Febriyanti
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim melaporkan, hingga 23 November 2023 penyaluran bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) telah mencapai 100 persen target, yaitu telah disalurkan kepada 18.109.119 penerima.
Selain itu, Salah seorang siswi, SMK 3 Kota Magelang, Fitria mengaku beruntung terdata sebagai penerima PIP, karena ekonomi kedua orang tuanya kurang mampu. MAGELANG[Berlianmedia] (23/1).
Kartu Indosat Pintar (KIP) yakni bantuan pendidikan pada masa jabatan presiden Joko Widodo ini digadang-gadan menjadi harapan bagi pelajar yang ingin melanjutkan sekolah, namun kenyataannya tidak semua orang bisa mendapatkan bantuan ini.
Fakta berbeda bisa dilihat dari PTN di Bandung yang saat ini viral karena sistem pembayaran UKT yang memaksa mahasiswanya membayar tanpa diberi penangguhan seperti sebelumnya, ironisnya rektor justru memfasilitasi dengan pinjaman online yang berbunga. Ini bukti belum meratanya program KIP yang digadang-gadang mencapai 100%.
Seharusnya pemerintah memberikan simpatinya pada kebijakan petinggi akademika PTN tersebut, klaim pemberian bantuan pendidikan 100 % tersalurkan, masih terlalu dini untuk dikatakan jika kenyataannya masih ada mahasiswa yang kesusahan membayar uang UKT.
Pemerintah seharusnya memberikan bantuan pendidikan tanpa syarat dan ketentuan tertentu, karena pendidikan adalah hak bagi seluruh warga negara Indonesia sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 pasal 31. Hak memperoleh pendidikan itu tak akan terwujud selama pendidikan ini masih dikapitalisasi.
Hak penuh untuk memperoleh pendidikan hanya ada dalam sistem Islam. Syariat Islam mewajibkan umat untuk menimba ilmu dari sejak buaian hingga ke liang lahat. Maka kewajiban bagi pemerintah Islam untuk memberikan secara penuh bagi siapapun yang ingin mencari ilmu.
Indahnya pendidikan itu dapat terwujud saat masa kejayaan Islam. Islam dapat mengatur biaya pendidikan dengan memberikan perolehan kepemilikan umum seperti hasil tambang gas, emas, dan lainnya yang dikelola negara. Sehingga negara mampu memberikan pendidikan secara maksimal 100% tanpa ada syarat tertentu dan kategori tertentu.
Berhasilnya sistem Islam dalam mengelola pendidikan dan membiayai pendidikan dapat dilihat di Cordoba, yang masih ada hingga saat ini. Pada masa itu pendidikan Islam terkenal hingga penjuru dunia dan melahirkan ilmuwan-ilmuwan yang hebat.
Ilmuwan pada masa kejayaan Islam akan memberikan manfaat dari ilmu yang didapatkannya untuk kemaslahatan umat, tidak seperti saat ini banyak lulusan perguruan tinggi justru berusaha untuk mendapatkan keuntungan untuk dirinya karena biaya pendidikan yang dia keluarkan selama menempuh pendidikan sangat tinggi.
No comments: