Kapitalis-Sekuler Gagal Menjamin Kesehatan Mental Rakyat

Kapitalis-Sekuler Gagal Menjamin Kesehatan Mental Rakyat

Oleh

Nanianti (Pegiat Literasi)


Nyawa manusia pada sistem Kapitalis-Sekuler saat ini seakan begitu murah.  Hal ini tampak dengan maraknya aksi bunuh diri.  Alasannya pun beragam.  Teranyar, Pulau Dewata dinobatkan sebagai daerah dengan suicide rate (bunuh diri) tertinggi di tanah air sepanjang tahun 2023. 


Ini berdasarkan data Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Bareskrim Polri. Pusiknas mencatat, Bali memiliki 135 kasus bunuh diri yang dilaporkan sepanjang tahun 2023. Jika dikomparasikan dengan jumlah penduduk yang berkisar 423 juta jiwa maka Bali memiliki suicide rate atau bunuh diri sebesar 3,07. Angka tersebut jauh melampaui provinsi lain ditanah air. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menempati peringkat kedua jumlah tingkat bunuh diri sebesar 1,58, sementara diperingkat ketiga ditempati Provinsi Bengkulu sebesar 1,53. Disusul Aceh dengan suicide ratenya 0,02. 


Hal serupa terjadi pula di Karimun.  Di Karimun terjadi dua peristiwa bunuh diri dalam sehari, kemudian diawal tahun 2024 juga terjadi empat kasus bunuh diri dalam kurun waktu satu bulan. Menanggapi banyaknya kasus yang terjadi di daerahnya, Polres Karimun menggelar rapat koordinasi bersama tokoh agama dan Instansi terkait dalam rangka penanganan fenomena perilaku bunuh diri. Rapat turut di hadiri oleh Kepala Kemenag Kabupaten Karimun, Jamroni M. Noor, perwakilan MUI karimun, Pengurus Gereja Indonesia (PGI), Ketua FKUB Karimun Rasyid Nur, para camat dan Ketua KUA se-Kecamatan Karimun. (Ulasan.Co/5/7/2024)


 *Akar Masalah* 


Maraknya kasus bunuh diri menunjukan lemahnya mental masyarakat, apalagi saat ini kita hidup di bawah sistem kapitalis-sekuler yang berorientasi materi, sehingga menciptakan jarak lebar antara si kaya dan miskin. Budaya hedonism dan flexing serta konsumerismenya juga menciptakan kebahagiaan palsu. Kondisi ini memberikan banyak tekanan terhadap mental yang kosong secara spiritual, akibat penerapan sistem sekuler yang menjauhkan agama dari kehidupan. 


Selain itu, pendidikan yang berorientasi capaian nilai/skill yang tinggi, tetapi mengabaikan pembentukan kepribadian Islam, tidak dapat memberikan bekal cukup bagi generasi untuk menghadapi berbagai masalah hidup. Selain itu, hilangnya peran orang tua karena sibuk dalam laju kapitalisasi akhirnya menciptakan generasi  “strowberi” bermental lemah.


Oleh karena itu, sudah seharusnya upaya penuntasan masalah kesehatan mental dimulai dari mencermati penerapan kapitalis-sekular sebagai akar masalah yang membuat sisi kejiwaan seseorang makin rapuh. Tidak hanya pada generasi, melainkan semua elemen masyarakat.


 *Islam Solusi Gangguan Mental* 


Sebagai agama dengan ajaran sempurna, Islam memiliki aturan yang dapat menyelesaikan permasalahan gangguan mental. Bunuh diri akibat gangguan mental pada sistem kapitalis-sekuler (pemisahan agama dari kehidupan) lahir dari Peradaban Barat, tidak heran sistem ini tentunya bertentangan dengan sistem Islam yang menstandarkan kehidupan berdasarkan halal-haram.


Berbeda dengan kapitalis-sekuler, Islam memiliki gambaran ideal mengenai karakter generasi. Dalam Islam, seorang anak tidak akan mengalami gangguan mental, sebab sedari buaian ia kenyang akan kasi sayang orang tuanya. Sang ibu akan benar-benar menjalankan fungsinya sebagai ummu warabbatul bait. Ibu akan serius mengurus anak-anaknya dan menjadikan rumah seolah baiti jannati (dari rumahlah kebahagiaan dan ketakwaan akan disemai oleh seluruh anggota keluarga).


Anak yang kenyang akan kasih sayang dan dididik dari ibu yang bersungguh-sungguh dalam pengasuhan, tentu akan menjadi kuat, stabil dan bermental baja. Ini karena anak akan fokus pada tujuan dari hidupnya, yaitu beribadah kepada Allah SWT.


Pendidikan di sekolah pun berbasiskan pada akidah Islam yang akan melahirkan generasi cerdas bersyaksiyah Islam. Sedari dini, ia akan fokus belajar dan mendalami agamanya sebagai bekal hidup dan menjadi sebaik-baiknya manusia, yaitu yang paling bermanfaat bagi sesamanya.


Sistem sosial budaya Islam yang khas, yaitu budaya amar makruf, akan menjadikan setiap individu saling memperhatikan sesamanya. Perundungan tidak akan marak sebab semua anak paham bahwa menyakiti sesamanya adalah dosa besar.


Begitupun sistem informasi yang berkembang, dikontrol penuh oleh negara sebab fungsi media adalah wasilah siar Islam yang akan makin menumbuhkan suasana keimanan di tengah masyarakat. 


Negara sebagai pengurus dan pelindung rakyatnya juga akan sigap terhadap seluruh permasalahan. Negara akan mengkaji secara sungguh-sungguh atas problem rakyatnya, kemudian menetapkan kebijakan yang fokus pada penyelesaian masalah dan merujuk pada Al-qur'an dan As-sunah.  Semaga sistem Islam kembali tegak.  Wallahu'alam bishawwab.




Kapitalis-Sekuler Gagal Menjamin Kesehatan Mental Rakyat Kapitalis-Sekuler Gagal Menjamin  Kesehatan Mental Rakyat Reviewed by Penulis on July 14, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.