Bijak Menggunakan Medsos

 

Bijak Menggunakan Medsos

Oleh

Nayla Shofy Arina (Pegiat Literasi)


Media sosial (Medsos) menjadi kebutuhan di era perkembangan teknologi yang kian berkembang seperti saat ini.  Medsos sangat urgen digunakan dalam kehidupan sehari-hari.  Tidak heran para pengguna medsos semakin banyak, tanpa melihat batas usia.  Namun sangat  disayangkan, beragam konten yang disajikan tidak terfilter / tersensor, sehingga menimbulkan dampak negatif.


Memanfaatkan media sosial secara bijak dalam batasan berguna bagi kemaslahatan masyarakat, tentu patut diapresiasi dengan baik.  Hanya saja pada faktanya konten negatif rupanya lebih diminati para pembuat konten, demi keuntungan.  Parahnya konten negatif disambut banyak  pengguna media sosial untuk diakses dan dinikmati. Seperti platform X (dulunya Twitter) dengan aturan terbaru pengguna diperbolehkan mengakses konten dewasa atau pornografi.


Menanggapi hal tersebut, Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi mengatakan Indonesia siap menutup platform media sosial X jika platform itu tidak mematuhi peraturan yang melarang konten dewasa. Indonesia dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar di dunia, menerapkan peraturan ketat yang melarang berbagi konten yang dianggap tidak senonoh secara Daring. 


Lanjutnya, pihaknya telah mengirimkan surat peringatan kepada X terkait hal tersebut. Mengingat pada undang-undang informasi dan transaksi elektronik (ITE) di Indonesia, dapat menjatuhkan hukuman enam tahun penjara jika seseorang menyebarkan konten pornografi. (Voaindonesia.com/14/06/2024).


 *Akar Masalah* 


Untuk diketahui, sebelum diterapkan aturan terbaru, platform X, menyajikan konten tidak senonoh dan sudah banyak bertaburan di platform X tersebut. Jika saja hal tersebut dibiarkan dan tidak ditangani dengan solusi tepat, akan menjadi contoh inspirasi bagi platform lainnya untuk melakukan hal yang sama. Maka menjadi wajar konten pornografi, pelaku kemaksiatan semakin merajalela, apalagi banyak pengguna media sosial adalah anak-anak dibawah umur.  Mirisnya, konten yang mereka akses sudah terimplementasikan, menirukan adegan dewasa dan dipraktekkan ke sesama teman sebayanya. 


Fakta ini menunjukkan sedang terjadi kerusakan generasi.  Yang mana otak mereka telah diisi dengan tontonan negative yang berbau kebebasan.  Hal ini wajar terjadi  karena sistem yang diterapkan saat ini adalah sistem Kapitalis-Sekuler dengan agama dipisahkan dari kehidupan dan materi menjadi asas kehidupan.  


Konten negatif terus tumbuh subur, dan tanpa disadari menjadi wajah baru yang sangat buruk bagi masyarakat dan generasi sekarang.  Masyarakat dan pemerintah tampak abai dan tak peduli kerusakan yang ditimbulkan.  Para pemilik modal konten negatiff terus menjajakan kebebasan, demi mencapai keuntungan besar di setiap konten.  


Individu dalam sistem kapitalisme ditanamkan rasa bahwa setiap orang bebas melakukan apa saja yang penting yang dilakukan mendapatkan keuntungan, sebagaimana yang kita ketahui pemilik platform X adalah pebisnis terkenal Elon Musk yang lahir dari Peradaban Barat, sehingga pemikiran Kapitalis-Sekulernya sangat kuat. 


 *Pandangan Islam* 


Berbeda dengan sistem Kapitalis-Sekuler, Islam sejatinya tidak menafikan adanya media massa yang berkembang terus sesuai zaman, karena perkembangan teknologi dan sains justru menjadi sarana yang akan menguatkan Dinul Islam, khususnya dalam penyebaran da’wah. Banyak kemanfaatan yang diraih pastinya, karena kemajuan peradaban dunia saat ini ditopang oleh teknologi tentu juga keberadaan media sosial.


Dalam Islam, asal hukum benda yang dihasilkan pada dasarnya hukumnya adalah mubah, tergantung penggunaannya, jika dalam rangka menyeru kebaikan, mengedukasi masyarakat atau yang semacamnya maka diperbolehkan, sebaliknya jika dipergunakan untuk hal yang haram, semisal memuat konten pornografi, kekerasan, penyimpangan maka dengan tegas negara yang menerapkan aturan tersebut wajib untuk menutup platform tersebut.


Allah SWT menciptakan manusia dengan akal yang berfungsi untuk berpikir. Melalui berpikir, seseorang dapat memiliki sebuah pemahaman. Dari pemahaman itu, seseorang akan melakukan perbuatan sesuai dengan pemahamannya.  Setiap muslim harus memahami akidah Islam dengan benar, agar perbuatan yang dilakukan sesuai dengan Islam.


Peran negara pun tidak kalah penting, karena negaralah yang paling bertanggung jawab dalam melindungi pemikiran, menerapkan aturan Islam, khususnya pemanfaatan media sosial di kalangan masyarakat, menguatkan penyebaran da’wah ke penjuru dunia dengan sarana yang mendukung. 


Negara tentunya juga harus fokus bagaimana menyediakan dan menyuguhkan konten yang mengedukasi masyarakat, membentuk setiap individu muslim memiliki kepribadian Islam, yakni memiliki pola sikap dan pola pikir yang Islami agar tidak mudah tertipu pemikiran di luar Islam, seperti liberalisme, sekularisme, dan kapitalisme. Semoga sistem Islam kembali tegak,  Wallahu a’lam bisshowab.


Bijak Menggunakan Medsos Bijak Menggunakan Medsos Reviewed by Penulis on June 24, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.