Penulis: Faridatus Sae, S. Sosio
Aktivis Dakwah Kampus, Alumni S1 Universitas Airlangga
Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), yang terus melakukan upaya pengembangan sektor ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia dalam rangka pencapaian visi Indonesia sebagai “Pusat Ekonomi dan Keuangan Syariah Dunia”. Upaya yang dilakukan adalah meningkatkan pemahaman mengenai ekonomi dan keuangan syariah agar diterima masyarakat. Maka, dibutuhkan peran serta berbagai pihak, khususnya generasi muda yang sangat strategis dalam meningkatkan literasi ekonomi dan keuangan syariah secara luas. (wapres.go.id, 26/07/2021)
Dalam laman yang sama, Wapres menyampaikan bahwa generasi muda harus mampu memasyarakatkan pemahaman bahwa ekonomi dan keuangan Syariah adalah pilihan yang tidak saja rasional, inklusif, dan berkeadilan tapi juga sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah dan salah satu faktor fundamental yang menentukan keberhasilan upaya pengembangan ekonomi dan keuangan syariah adalah upaya peningkatan literasi masyarakat terhadap ekonomi dan keuangan syariah. Yang mana, semakin tingginya literasi ekonomi dan keuangan syariah pada masyarakat khususnya generasi muda, maka akan semakin tinggi pula penggunaan barang dan jasa yang halal dan sesuai syariah oleh masyarakat. Sehingga, akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah secara berkelanjutan.
Sedangkan, berdasarkan survei Bank Indonesia (BI) tahun 2020, indeks literasi ekonomi dan keuangan syariah nasional masih sebesar 16,2 persen. Sehingga, diperlukan kerja keras dalam peningkatan literasi masyarakat baik melalui edukasi akademik maupun sosialisasi, serta mengedepankan kolaborasi berbagai pihak dengan pemanfaatan teknologi digital.
Hingga saat ini, semangat ekonomi dan keuangan syariah yang dimiliki pemuda diharapkan mengantarkan negeri ini menjadi pusat industri halal dunia, dan diharapkan bisa menjadi nomor satu dalam halal food, halal finance, travel, kosmetik, farmasi, media, dan dalam bidang-bidang yang lain, padahal ini semua tidak cukup membuat pemuda dan perekonomian bangkit. Sistem kapitalisme liberal saat ini justru menumbuh suburkan arus sekuler liberal dalam diri pemuda musli. Pemuda muslim justru terbawa arus sekuler liberal, yang mana pemuda muslim memisahkan agama dari kehidupannya dan bebas melakukan apa saja tanpa standart syariat, karena hal inilah yang diaruskan. Sedangkan sangat berat jika pemuda muslim harus melawan arus sekuler liberal yang bercokol di negeri ini. Maka, pemuda muslim harus menyadari bahwa jauhnya dengan islam adalah suatu kesalahan fatal dalam hidupnya. Pemuda muslim harus bersatu melawan arus bathil sekuler liberal dan mengganti arah ke perubahan hakiki yaitu islam. Sehingga, inilah momentum penyadaran bagi pemuda Islam untuk meninggalkan peradaban Kapitalisme. Sudah saatnya pemuda muslim mengubah visi masa depan ke arah Islam Kaffah yang merupakan jati diri pemuda muslim.
Landasan utama dan mendasar bagi pemuda muslim untuk memilih ekonomi syariah yang terwujud dalam naungan negara yang menerapkan sistem kehidupan islam adalah ketundukan kepada Allah Ta’ala yang lahir dari keimanan kita yang bersifat akliah kepada agama ini bahwa agama ini Dinul Haq / agama yang benar. Mengaku beriman kepada Allah adalah tunduk kepada seluruh aturan Allah termasuk dalam aturan Allah soal kehidupan berekonomi.
Pemuda muslim yang mau memikirkan kondisi umat dan masa depan Islam akan terus memproses dirinya untuk memperbaiki dan meng-upgrade diri, serta mengendalikan diri dari jeratan arus kaptalisme liberal. Umat Islam dan dunia ini membutuhkan pemuda hebat, yaitu para pemuda memiliki pandangan yang visioner, maqayis perbuatannya adalah akidah Islam, sholih, dan juga muslih. Dunia Islam membutuhkan kader dakwah yang kuat dan tangguh, serta ikhlas dalam menapaki jalan perjuangan untuk mengembalikan kejayaan dan kemuliaan Islam. Maka, Pemuda Muslim harus, “PAHAMI AGAMAMU, BANGGA BERISLAM KAFFAH, Yuk Ngaji”.
No comments: