Oleh : Wakini
Aktivis Muslimah
Seorang ibu sangatlah istimewa, bahkan Islam mengangkat tinggi derajatnya hingga mengumpamakan surga di telapak kakinya. Sayangnya, tak semua ibu di dunia ini berhasil memahami peran strateginya. Beratnya beban hidup akibat sistem yang gagal sehingga melahirkan sikap pragmatis.
Seperti yang baru-baru ini terjadi, seorang ibu seharusnya menjaga dan melindungi anaknya, telah tega menghabisi nyawa anaknya sendiri. Hal itu terjadi di Kabupaten Bangka Belitung, perempuan yang kesehariannya bekerja sebagai buruh ini membunuh bayinya sendiri dengan cara menenggelamkan ke ember yang berisi air setelah dilahirkan. Kepada Polisi Rohwama mengaku tega membunuh bayinya itu karena tidak menginginkan kelahirannya, alasannya karena tidak cukup biaya untuk membesarkannya. (Kabar Banten 18/1/2024).
Miris memang melihat seorang ibu yang tega membunuh bayinya sendiri karena faktor ekonomi. Realita ini menunjukkan tingginya beban hidup yang mematikan fitrah keibuan seorang perempuan. Ditambah lagi faktor lemahnya iman, dan kepedulian masyarakat, serta tidak ada jaminan kesejahteraan negara atas rakyatnya. Dalam sistem Kapitalisme, kaum ibu tersandera dan menyeret kaum ibu untuk berlomba-lomba meninggalkan rumahnya demi ikut menopang ekonomi keluarga. Himpitan ekonomi yang teramat sulit menjadikan kaum ibu terpaksa bergelut dengan dunia kerja, inilah dampak dari penerapan sistem Kapitalisme fitrah seorang ibu tercerabut hampir tak tersisa.
Sementara sumber daya alam yang seharusnya dikelola negara di privatisasi yang di legislasi menjadikan sumber daya alam dimiliki swasta dan asing. Padahal menjual aset-aset publik kepada swasta dan asing sama halnya merampas hak rakyat, peran negara hanya sebagai regulator.
Kaum ibu dalam sistem Kapitalisme tercekik, akhirnya meski berat kaki melangkah, ia harus lakukan juga bergulat di dunia kerja dengan sederet kesepakatan dan merampas kewajiban utama dirumahnya. Maka sungguh sistem islam yang mampu membebaskan kaum ibu dari keterpurukan.
Islam menjamin kesejahteraan kaum wanita, dan memberikan lapangan pekerjaan yang sebesar-besarnya bagi para suami. Islam juga menjamin agar kaum ibu benar-benar dapat menjalankan tugasnya sebagai madrasah pertama bagi anaknya. Hanya Islam satu-satunya yang dapat membebaskan jeratan untuk kaum ibu, dan menjamin hak-hak dan kewajiban agar tidak ada pemikiran yang mengarah kepada keputusasaan.
Wallahu a'lam bishowwab
No comments: